abuabbad.com

Home » Posts tagged 'hari guru'

Tag Archives: hari guru

Hari Guru: Simposium Guru Nasional 2015 Dan Peluncuran Buku Arief Rachman Guru

Simposium Guru 2015Jakarta, Selasa 24-11-2015 saya berkesempatan menghadiri Simposium Guru Nasional Tahun 2015 dalam rangka Puncak Hari Guru 2015 di Istora Senayan Jakarta. Acara ini dihadiri oleh Presiden Jokowi dan tentunya Menteri Pendidikan Anies Baswedan. Acara yang dihelat selama dua hari ini sebelumnya diadakan simposium untuk guru-guru berprestasi yang telah mengirimkan karyanya untuk dilombakan dalam simposium tersebut. Setibanya di Istora Senayan agak telat karena macet, bersama rekan guru yang saya ajak dari sekolah tempat saya mengajar langsung menuju stand registrasi khusus undangan dari IGI (Ikatan Guru Indonesia). Sudah berkumpul kurang lebih (menurut pak menteri dalam sambutannya) sebanyak 12.500 guru dari perwakilan wilayah-wilayah di Indonesia. Bahkan beberapa diantara guru tidak bisa masuk karena sudah penuh namun panitia menyediakan tempat di luar gedung untuk menyaksikan di layar. (more…)

Konsisten, Tegar, Tulus, Dan Semangat Dalam Mengabdi (Refleksi Hari Guru 2014)

Semangat hari guru tahun ini agak berbeda karena menteri pendidikan dasar dan menengah (Mendikdasmen) kita pak Anies Baswedan, Ph.D meminta kita semua (bukan hanya guru) untuk flashback (meminjam istilah anak jaman sekarang). Flashback dalam artian mengenang jasa guru-guru kita, datangi mereka, cium tangan mereka, dan ucapkan terima kasih kepada mereka. Dengan tangan-tangan guru-lah kita bisa jadi seperti sekarang ini. Tahun lalu saya pun menulis sebuah refleksi hari guru yang mana tulisan itu saya dedikasikan untuk guru SD saya dulu (tulisannya disana). Ya, memang guru sejatinya yang banyak berperan menjadikan kita mengerti akan banyak hal. Mereka mendidik, mengajarkan dan membimbing kita menuju arah cita-cita yang kita inginkan. (more…)

Pembelajaran Digital: Memanfaatkan Sosial Media E-Learning Untuk Guru Dan Siswa

Perkembangan teknologi memang tak pernah ada kata putus, baik dari segi alat, program (hardware maupun software), serta medianya. Kalau ditanya siapa yang punya akun facebook mungkin hampir semua remaja, pemuda, siswa menjawab punya dan mengangkat tangannya. Ya, facebook menjadi fenomena cyber generation (C-Generation) yang cukup awet tingkat penggunaanya jika dibandingkan dengan friendster misalnya. Alasannya mudah saja, karena fitur-fitur facebook mudah digunakan dan mendukung semua trend gaya anak muda masa kini.

Bagi pembelajar, baik siswa maupun guru sebetulnya bisa saja memanfaatkan facebook sampai dengan twiter sebagai E-learning untuk proses atau penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM). Namun keduanya terbatas, paling tidak yang hanya bisa digunakan sebatas group, note (catatan) dan link interaksi. Nah, saat ini telah muncul sebuah media social networking semisal E-Learning (elektronik learning) dengan memadukan fitur seperti moodle dan facebook yaitu Edmodo (www.edmodo.com). Karena begitu miripnya tampilan edmodo dengan facebook sehingga banyak yang bilang kalau edmodo adalah facebooknya guru dan siswa atau dosen dan mahasiswa. Edmodo hadir dengan mengambil taggline Social Networking for Education”. (more…)

Kenapa Menjadi Guru? [Refleksi Hari Guru Nasional]

Mari mengenang jasa guru-guru kita…

Geliat kebanggaan dengan profesi guru itu nampak setiap masuk tanggal 25 November sebagai HUT (PGRI) atau Hari Guru dimana banyak sekolah dan guru-gurunya menjalankan upacara untuk menghormati jasa para guru. Sebagian berseragam khas batik paduan warna hitam putih (yang katanya melambangkan tinta dan buku) memenuhi lapangan dan arena-arena sekolah untuk melaksanakan upacara. Apalagi jaman sekarang guru bukanlah pekerjaan yang dipandang sebelah mata seperti dulu. “Jangan nikah sama guru, kamu nanti susah, mau dikasih makan apa nanti…”, “jangan jadi guru, gajinya kecil, cari aja pekerjaan yang lain yang lebih enak….”. Begitulah kira-kira mendengar cerita beberapa guru-guru yang sudah lama mengabdikan dirinya di dunia pendidikan. Statement seperti itu sering muncul di jaman dahulu dimana profesi guru masih dipandang sebelah mata. Determinasinya simple, karena penghasilannya kecil. Begitulah alasan orang tua dulu kalo berpesan kepada anak gadisnya yang mau menikah agar tidak dengan lelaki yang berprofesi sebagai guru, atau kepada puteranya yang ingin mencari pekerjaan untuk tidak bekerja sebagai guru. Lalu, kenapa saya mau jadi guru? (more…)