abuabbad.com

Home » Opini

Category Archives: Opini

Pemimpin Itu Harus Siap Menjawab Pertanyaan

ilustrasi

                    ilustrasi

Sebagian dari kita (termasuk saya) mungkin ada yang gemas dengan jawaban-jawaban pak presiden yang selalu mengambang, bahkan akhir-akhir ini sering melempar pertanyaan kepada para menterinya tentang kebijakan-kebijakan dan isu yang kontroversial. Entah untuk menghindari pertanyaan akibat kebijakan kontroversial atau memang tidak memahaminya atau memang belum ada koordinasi kepada presiden. Tapi kalau yang terakhir nampaknya jauh dari kemungkinan. Bagaimana mungkin suatu kebijakan yang berdampak ke publik tapi presiden belum mendapatkan kabar. Namun bagi saya, jawaban seperti itu kurang pas diberikan oleh presiden kepada rakyat. Apalagi ditambah menjawabnya sambil melempar senyum-senyum lebar. Tidak ada salahnya kita disuruh bertanya ke menteri langsung agar dapat jawaban yang detail. Tapi lebih afdhol lagi kalau presiden menjawab dengan bijak dan secara garis besar saja baru detailnya menteri yang menjelaskan. (more…)

Deklarasi IPGI Dan Upaya Sinergis Orang Tua-Guru Dalam Menghadapi Problematika Murid

Hari ini dengan berat hati saya membatalkan diri untuk menghadiri acara deklarasi IPGI (Ikatan Profesi Guru Indonesia) di kampus UNJ Rawamangun. Saya sampaikan permohonan maaf kepada beberapa rekan di komunitas guru melalui pesan di inbox facebook. Organisasi ini lahir dari sebuah kegelisahan beberapa kawan-kawan aktivis guru yang aktif mengajar sebagai guru di sekolah. Dalam merespon berbagai isu-isu kontemporer dan kontekstual berbagai problematika pendidikan maka kami sadar perlu dibentuknya sebuah organisasi berbasis profesi yang mewadahi perjuangan guru dan upgrading serta pengembangan kompetensi keguruan yang gradual dan komprehensif dan tentunya satu visi dan misi dalam menjalani roda organisasi yang bergerak dinamis. Untuk itu selamat berjuang kawan-kawan IPGI. Kepada ketua umum, sekjen dan pengurus pusat lainnya selamat bekerja dan berkarya. (more…)

Pahlawan Itu Melawan…..

Bung Karno dengan statement terkenalnya “JAS MERAH” (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah) seakan terngiang kembali manakala tanggal 10 November hadir yang notabene sebagai hari pahlawan. Sejarah panjang perjalanan bangsa ini harus selalu kita ingat, maka hari pahlawan merupakan salah satu momentum kontemplasi terhadap perjuangan para pahlawan. Betapa beratnya perjalanan kemerdekaan Republik Indonesia yang tidak mudah diraih. Baik para pahawan, pemuda, pejuang veteran, ulama semua bersatu melawan para penjajah. Pertanyaannya sekarang sudahkah kita melanjutkan perjuangan para pahawan kita?. Bukan berjuang dengan senjata seperti yang dilakukan para pahlawan kita, namun berjuang dengan penuh semangat mengisi kemerdekaan dan membangun bangsa yang unggul dan bermartabat. Setidaknya berkarya melalui berbagai lini profesi sesuai kapasitas dan kompetensi kita itu sudah bisa dikatakan berjuang dan menjadi pahlawan masa kini. Dalam kata pahlawan ada kata “lawan”. Dulu pahlawan kita melawan penjajah, melawan ketidak adilan, melawan sekutu. Maka kini kita sebagai “pahlawan” masa kini kita harus konsisten melawan kebodohan, rasa malas, pesimis, kerusakan, agar prestasi dan nilai terbaik yang kita raih. (more…)

Kenapa Menjadi Guru? [Refleksi Hari Guru Nasional]

Mari mengenang jasa guru-guru kita…

Geliat kebanggaan dengan profesi guru itu nampak setiap masuk tanggal 25 November sebagai HUT (PGRI) atau Hari Guru dimana banyak sekolah dan guru-gurunya menjalankan upacara untuk menghormati jasa para guru. Sebagian berseragam khas batik paduan warna hitam putih (yang katanya melambangkan tinta dan buku) memenuhi lapangan dan arena-arena sekolah untuk melaksanakan upacara. Apalagi jaman sekarang guru bukanlah pekerjaan yang dipandang sebelah mata seperti dulu. “Jangan nikah sama guru, kamu nanti susah, mau dikasih makan apa nanti…”, “jangan jadi guru, gajinya kecil, cari aja pekerjaan yang lain yang lebih enak….”. Begitulah kira-kira mendengar cerita beberapa guru-guru yang sudah lama mengabdikan dirinya di dunia pendidikan. Statement seperti itu sering muncul di jaman dahulu dimana profesi guru masih dipandang sebelah mata. Determinasinya simple, karena penghasilannya kecil. Begitulah alasan orang tua dulu kalo berpesan kepada anak gadisnya yang mau menikah agar tidak dengan lelaki yang berprofesi sebagai guru, atau kepada puteranya yang ingin mencari pekerjaan untuk tidak bekerja sebagai guru. Lalu, kenapa saya mau jadi guru? (more…)

Jangan Tunda Menulis!

Tak terasa hampir dua bulan sudah rumah (blog) saya ini kering kerontang dari update posting. Kalau diibaratkan rumah mungkin sudah banyak sarang laba-laba menghiasinya. Ketika saya lihat postingan terakhir saya tertanggal 30 Agustus 2013 saya baru ingat kalau sudah lama tidak melongok kesini. Ini juga termasuk jangka waktu terlama saya tidak update postingan. Saya pun teringat istilah teman-teman blogger dengan sebutan “blogger pingsan” yang mempersonifikasi seorang blogger (yang punya blog) tapi postingannya kosong atau dalam rentang waktu yang lama tidak terjamah. Seperti orang yang pingsan dia hanya non-aktif sementara lalu sadar lagi. Begitu juga istilah blogger pingsan, dia non-aktif postingan dalam beberapa waktu kemudian aktif lagi memposting. Bagaimana kalau non-aktifnya kebablasan. Mungkin istilahnya jadi blogger is dead. Hee… tapi yang dead bukan bloggernya melainkan blognya. Bisa juga blogger mati suri, whatever-lah istilahnya…

(more…)

68 Tahun Indonesia Merdeka?

image

Ilustrasi: dokumen pribadi

Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah,
Perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri. (Soekarno)

Alhamdulillah pada tanggal 17 Austus 2013 ini Allah telah antarkan kita bersama bangsa Indonesia ke usia kemerdekaan yang ke 68. Terlepas dari asumsi orang yang mengatakan bahwa kita belum merdeka secara hakiki yang jelas kemeriahan dirgahayu Republik Indonesia selalu terpancarkan di setiap tahunnya. Apalagi tahun ini peringatan hari kemerdekaan jatuh selepas idul fitri yang tentunya masih dalam suasana kegembiraan dan saling memaafkan. Merdeka secara fisik (dalam bahasa arab disebut “istiqlaal”) jelas sudah kita raih sejak 68 tahun silam. Sedangkan merdeka secara mental (dalam bahasa Arab disebut “hurriyyah”) ini yang masih belum kita rasakan secara massif, gradual, dan equal. Ada ketidak merdekaan secara “hurriyyah” bangsa ini dari epidemi korupsi, ketimpangan hukum, dan lain-lain dalam aspek sosial.
(more…)

Tribute to Uje: Sang Ustadz Gaul Peretas Dakwahtainment Yang Santun

ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة الا وقاه الله فتنة القبر

“Tidaklah seorang muslim yang meninggal di hari Jumat atau malam Jumat,

kecuali Allah akan lindungi dirinya dari fitnah (ujian) alam kubur.” (H.R. Ahmad)

Langit Jakarta tampak mendung, awan beriringan seakan menangisi kepergian seorang putera terbaik bangsa yang wafat akibat kecelakaan tunggal di komplek Pondok Indah selepas mengisi ceramah di bilangan Kemang Jakarta Selatan pada hari Jum’at (26-04-13) dini hari. Adalah Ustadz Jeffry Al-Buchory yang akrab disapa Uje, beliau seorang figur Da’i yang bersahaja di mata keluarga, sahabat, kolega, kerabat dan para jama’ah. Meninggalnya Uje mengingatkan kita kepada seorang ulama yang belum lama juga meninggal karena penyakit yaitu Alm. KH. Zainuddin MZ. Sejak dahulu dan dimanapun kepergian seorang ulama, da’i, muballigh, penceramah selalu ditangisi dan diiringi ribuan jama’ah yang merasa seakan tak rela ditinggal sang panutan. Terlebih Uje meninggal secara mendadak.

Kematian memang mengingatkan kita akan dua hal, bahwa kita dari-Nya dan akan kembali pula kepada-Nya. Namun yang terpenting adalah dalam kondisi apa kita kembali kepada-Nya dan dengan bekal apa yang kita bawa? Hanya amal yang sejatinya menemani kita sampai ke yaumul akhir. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan ketika seseorang meninggal ada 3 yang mengikutinya sampai kubur, namun yang 2 kembali dan yang 1 ikut terus sampai akhir, yang 2 adalah keluarga dan harta sedangkan yang 1 adalah amalan manusia. Uje pergi meninggalkan duka yang dalam bagi kalangan pendakwah yang mengedepankan kebijakan dan kesantunan dalam berdakwah. Salah seorang wakil ketua MPR bahkan mengatakan bahwa “dakwah Uje tak sedikit-sedikit neraka (menakut-nakuti)”. (more…)