Home » Hikmah
Category Archives: Hikmah
Beda Guru Dulu Dan Sekarang Versi Penjaga Sekolah
Pagi ini saya mendapatkan kesempatan berbincang dengan seorang penjaga sekolah yang justeru memiliki pandangan yang humanis. Ada pencerahan di dalamnya. Beberapa guru yang saya ajak bincang-bincang pun biasanya jarang berpendapat sepertinya. Begitu antusiasnya si bapak hingga semangat memaparkan beberapa contoh perbedaan guru dulu dan sekarang berbasis realita sederhana yang sering dia lihat setiap hari di sekitar sekolah yang dia jaga. Sebetulnya awal pembicaraan kami adalah murid namun – yang saya tangkap – menurut dia stressing pointnya pasti ada di guru. Pembicaraan ini pun tak disengaja karena awalnya saya hanya mengisi waktu ketika menunggu salah seorang kepala sekolah yang ingin menitipkan berkas ke dinas pendidikan (disdik). (more…)
Maulid Nabi Muhammad Dan Pengidolaan Kaum Remaja
Bulan Rabi’ul Awal termasuk bulan yang meriah bagi ummat muslim. Setidaknya berbagai kebiasaan, adat, budaya dan sebagainya mewarnai kehidupan di lingkungan kita dalam rangka maulid nabi Muhammad SAW. Pengajian-pengajian umum dan tabligh akbar pun silih berganti antar masjid, musholla dan majlis ta’lim. Momentum maulid nabi Muhammad SAW bukan hanya untuk seremonial namun jauh dari itu harus dijadikan sebagai basis spiritual kita dalam meneladani sikap, perilaku dan akhlaq nabi Muhammad SAW. Banyak ayat yang menjelaskan betapa pentingnya dan harusnya kita menjadikan nabi Muhammad sebagai suri tauladan dari segala aspek. (more…)
Meneguhkan Komitmen Ber-Islam dan Berdakwah [Pengajian Temu Alumni FAI UMY]
Ada 2 point penting yang saya dapatkan pada temu alumni FAI UMY (Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) yang lalu saat mengisi liburan semester 1. Baru sempat menuliskannya sekarang tak perlu saya sebut “karena”-nya apa. Pertama tentunya nilai silaturahim dan networking seperti kata pak ustadz Ghoffar Ismail (dosen PAI-alumni ‘95) yang bisa memudahkan kita dalam berinteraksi dimana saja dan kapan saja serta membangun relasi (kerja sama) kemitraan dalam berbagi usaha dan profesi. Ya, bertemu sesama alumni bisa menumbuhkan sense of relationship. Apalagi alumni FAI UMY sudah banyak tersebar di berbagai daerah dalam berbagai lini profesi dan karir. Bukan hanya di bidang pendidikan, dakwah dan muamalah sesuai jurusan yang ada di FAI. Alumni FAI banyak juga yang berkarir non linier (bahasa umumnya “banting setir”). Dari mereka ada yang menjadi animator, musisi, aktivis komunitas mobil jeep, dan lain-lain. Saya membayangkan ketika kita yang menjalankan profesi pendidik membutuhkan media pembelajaran yang interaktif dan berbasis ICT maka kita bisa bersinergi dengan alumni yang menjadi animator. Itulah hikmahnya networking dan relasi almamater. Bahkan pada temu alumni ini diputuskan tentang (amal) usaha yang akan kita jalankan bersama dalam wadah alumni yang meminjam istilah pak Nurwanto yaitu “dolanan bareng”. Alhamdulillah… semoga cepat terlaksana. (more…)
Kuliah Shubuh: Iblis Dulunya Pemimpin Malaikat
Mendapat ilmu baru merupakan hal yang sangat luar biasa dirasakan. Seperti shubuh ini alhamdulillah saya bisa mengikuti kuliah shubuh bersama para jama’ah dari KH. Zaenul Arifin (Syuriah PCNU Kota Bekasi) di masjid Baitul Husna Harapan Indah Kota Bekasi. Sengaja saya bermalam di rumah orang tua di Harapan Indah karena malamnya ada jadwal memberikan kultum tarawih di Harapan Indah. Tausiyahnya singkat jelas dan padat, benar-benar berbasis keilmuan yang mendalam. Pak kyai hanya menjelaskan ayat yang sudah populer setiap Ramadhan yakni ayat tentang perintah puasa di surat Al-Baqarah ayat 183. Dengan kata kunci bahwa ayat ini hanya panggilan untuk orang beriman (yaa ayyuhal ladziina aamanu), diperintahkan puasa dengan kata “kutiba ‘alaikum” dan tujuannya “la’allakum tattaquun” yang dalam terjemah versi kemenag adalah mudah-mudahan kamu bertaqwa. (more…)
Berkah Sahur Di Bulan Ramadhan*
Marhaban Yaa Ramadhan, bulan penuh rahmah, maghfiroh dan keutamaan. Banyak fadhilah yang Allah berikan di bulan suci yang kita rindukan ini. Bulan Ramadhan disebut juga “sayyidus syuhuur” (penghulu dari bulan-bulan yang lain). Ada pula disebut bulan pendidikan (syahrut tarbiyah) dimana pada bulan Ramadhan jiwa-raga, mental-fisik, jasmani-rohani kita dididik, dilatih agar kuat hingga pada kulminasinya yaitu taqwa. Secara fisik badan kita kuat menahan lapar sampai maghrib dan secara rohani mental kita kuat menahan godaan-godaan yang dapat merusak (nilai) pahala ibadah puasa. Karena sejatinya puasa bukan sekedar perkara menahan lapar dan haus saja, melainkan menahan segala unsur kemanusiaan kita dari hal-hal yang buruk.
Salah satu amalan yang menunjukkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan tarbiyah yaitu disunnahkannya makan sahur. Hal ini menunjukkan bahwa puasa bukan kegiatan tanpa persiapan. Untuk itu sebabnya di beberapa daerah banyak melaksanakan tradisi menyambut bulan Ramadhan atau dikenal dengan istilah tarhib Ramadhan. Layaknya orang bersekolah kita butuh persiapan untuk menempuh pendidikan di sekolah. Begitupun Ramadhan, saat akan tiba hendaknya kita bersiap-siap menyambutnya dengan segala persiapan. Bahkan Nabi Muhammad menyebutkan bahwa orang yang bergembira menyambut datangnya bulan Ramadhan maka diharamkan jasadnya di atas api neraka. (more…)
Tribute to Uje: Sang Ustadz Gaul Peretas Dakwahtainment Yang Santun
ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة الا وقاه الله فتنة القبر
“Tidaklah seorang muslim yang meninggal di hari Jumat atau malam Jumat,
kecuali Allah akan lindungi dirinya dari fitnah (ujian) alam kubur.” (H.R. Ahmad)
Langit Jakarta tampak mendung, awan beriringan seakan menangisi kepergian seorang putera terbaik bangsa yang wafat akibat kecelakaan tunggal di komplek Pondok Indah selepas mengisi ceramah di bilangan Kemang Jakarta Selatan pada hari Jum’at (26-04-13) dini hari. Adalah Ustadz Jeffry Al-Buchory yang akrab disapa Uje, beliau seorang figur Da’i yang bersahaja di mata keluarga, sahabat, kolega, kerabat dan para jama’ah. Meninggalnya Uje mengingatkan kita kepada seorang ulama yang belum lama juga meninggal karena penyakit yaitu Alm. KH. Zainuddin MZ. Sejak dahulu dan dimanapun kepergian seorang ulama, da’i, muballigh, penceramah selalu ditangisi dan diiringi ribuan jama’ah yang merasa seakan tak rela ditinggal sang panutan. Terlebih Uje meninggal secara mendadak.
Kematian memang mengingatkan kita akan dua hal, bahwa kita dari-Nya dan akan kembali pula kepada-Nya. Namun yang terpenting adalah dalam kondisi apa kita kembali kepada-Nya dan dengan bekal apa yang kita bawa? Hanya amal yang sejatinya menemani kita sampai ke yaumul akhir. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan ketika seseorang meninggal ada 3 yang mengikutinya sampai kubur, namun yang 2 kembali dan yang 1 ikut terus sampai akhir, yang 2 adalah keluarga dan harta sedangkan yang 1 adalah amalan manusia. Uje pergi meninggalkan duka yang dalam bagi kalangan pendakwah yang mengedepankan kebijakan dan kesantunan dalam berdakwah. Salah seorang wakil ketua MPR bahkan mengatakan bahwa “dakwah Uje tak sedikit-sedikit neraka (menakut-nakuti)”. (more…)