Sampoerna University melalui lembaga PSF-SDO (School Development Outreach) mewadahi para tenaga pendidik berkumpul, berbagi dan berjejaring. Kegiatan tersebut sebagai upaya untuk saling menginspirasi, membuka perspektif segar melalui tindakan kreatif kolaboratif sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Salah satu kegiatannya yang bertajuk Education Sharing Session dilaksanakan di Ruangan Auditorium Kampus Sampoerna University di bilangan Pancoran Jakarta Selatan pada hari Selasa tanggal 8 Desember 2015. Tema yang diambil kali ini adalah “Pendidikan Nasional: Potensi Dan Tantangannya”.
Hadir sebagai narasumber ibu Wei Lin Han, M.Sc yang merupakan konsultan Indonesia Mengajar besutan pak Anies Baswedan dan juga sebagai bagian dari tim revisi kurikulum (Kurtilas). Lebih spesifik lagi bu Wei Linmemaparkan tentang Revisi Dan Diversifikasi. Di awal sharing beliau menyampaikan bahwa proses revisi kurikulum terus berjalan dan melibatkan peran serta masyarakat, baik guru, dosen, praktisi pendidikan, dan sebagainya. Jika kita meminjam istilah presiden dengan revolusi mental maka dalam pendidikan revolusi mental itu ditempuh dalam 7 jalan.
Ada 7 jalan revolusi mental pendidikan yaitu:
- Tujuan pendidikan berdaya saing menjadi mandiri dan berkepribadian.
- Kurikulum berbasis karakter dengan mengunggulkan kearifan lokal.
- Menciptakan proses belajar yang menumbuhkan kemauan belajar dari dalam diri anak.
- Memberi kepercayaan penuh pada guru untuk mengelola suasana dan proses belajar pada anak.
- Memberdayakan orang tua untuk terlibat pada proses tumbuh kembang anak.
- Membantu kepala sekolah untuk menjadi pemimpin yang melayani warga sekolah.
- Menyederhanakan birokrasi dan regulasi pendidikan diimbangi pendampingan dan pengawasan.
Jika kita menyimak beberapa kali perkembangan kurikulum maka dapat disimpulkan bahwa konsep dan kedudukan kurikulum tak lepas dari 4 komponen yaitu sistem pendidikan nasional, Bhinneka Tunggal Ika, diversifikasi kurikulum,serta menyesuaikan dengan kondisi setempat. Dengan demikian kurikulum dirancang harus juga memperhatikanpotensi dan kearifan lokal atau daerah.
Dalam penutup sharing bu Wei Lin menyampaikan fokus pengembangan kurikulum untuk masa yang akan datang sesuai kondisi ke-Indonesiaan dan daerah-daerah yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda yaitu:
- Agrikultur dan Maritim (Urban dan Perbatasan)
- Karakter Guru
- Sekolah Ramah Anak
- Kepedulian Sosial dan Kemandirian (Sociopreneurship)
- Reasearch Based
- Sistem Evaluasi/UN menekankan proses yang akuntabel.