Jakarta, Selasa 24-11-2015 saya berkesempatan menghadiri Simposium Guru Nasional Tahun 2015 dalam rangka Puncak Hari Guru 2015 di Istora Senayan Jakarta. Acara ini dihadiri oleh Presiden Jokowi dan tentunya Menteri Pendidikan Anies Baswedan. Acara yang dihelat selama dua hari ini sebelumnya diadakan simposium untuk guru-guru berprestasi yang telah mengirimkan karyanya untuk dilombakan dalam simposium tersebut. Setibanya di Istora Senayan agak telat karena macet, bersama rekan guru yang saya ajak dari sekolah tempat saya mengajar langsung menuju stand registrasi khusus undangan dari IGI (Ikatan Guru Indonesia). Sudah berkumpul kurang lebih (menurut pak menteri dalam sambutannya) sebanyak 12.500 guru dari perwakilan wilayah-wilayah di Indonesia. Bahkan beberapa diantara guru tidak bisa masuk karena sudah penuh namun panitia menyediakan tempat di luar gedung untuk menyaksikan di layar.
Dalam lomba karya guru menurut info kawan dari IGI yang mengikuti lomba ada 4.400 karya ilmiah diterima Panitia Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan. Ada ratusan finalis guru-guru berprestasi. Sungguh kesempatan yang luar biasa bagi kami bisa sharing tentang bagaimana mengikuti lomba inovasi pembelajaran bagi guru. Dalam acara tersebut juga Presiden RI memberikan penghargaan kepada para guru-guru beliau semasa SMP dan SMA. Bahwa karya para guru merupakan bukti tingginya kualitas guru Indonesia. Presiden pun mengharapkan kepada para guru untuk terus meningkatkan karya dan inovasi pendidikan sebagaimana tema yang diambil yaitu “Guru Mulia Karena Karya”.
Selepas acara simposium saya pun langsung menyebrang ke gedung Kemendikbud untuk menghadiri acara seminar dan peluncuran buku “Arief Rachman Guru” karya seorang pendidik yang juga Kepala SMP Labschool Kebayoran Pak Ukim Komarudin. Setibanya di Aula lantai 3 gedung Kemendikbud saya langsung bertemu pak Ukim yang sudah saya kenal sejak 3 tahun lalu saat pelatihan guru menulis di UNJ. Awal niat menuliskan catatan-catatan nasehat, pemikiran dan gagasan Prof. Arief Rahman menurut pak Ukim adalah untuk membagikan pengalamannya selama ini berinteraksi dengan pak Arief yang juga sebagai pembina Labschool. Bagaimana agar kesan ini tidak menguap begitu saja dan bisa juga dirasakan oleh para guru di luar Labschool yang jarang bertemu dengan pak Arief. Buku ini merupakan buku kedelapan karya pak Ukim.
Acara launching pun terasa mengharukan karena seluruh keluarga, anak dan kolega pak Arief yang hadir memberikan testimoni dan pengalamannya tentang sosok Arief Rachman. Tak ketinggalan pak Taufik Ismail seorang penyair ternama yang juga teman dari pak Arief hadir dan membacakan puisi tentang guru. Dalam sambutan pak Mendikbud Anies Baswedan pun menjadikan Kak Arief (sapaan pak Anies kepada pak Arief) sebagai guru. Pengalaman pertama bertemu pak Arief sangat mengesankan dan memberikan inspirasi bagi pak Anies Baswedan. Setelah peluncuran buku diadakan seminar “Membangun Pelaku Pendidikan Yang Inspiratif Dan Berkarakter” yang dipandu oleh Alya Rohali dan dimoderatori oleh Shannaz Haque. Para pembicara seminar memaparkan beberapa pemikiran dan kiprah pak Arief serta pentingnya menjadi pendidik yang inspiratif dan berkarakter sebagaimana sosok Arief Rachman. Salah satu pembicara yaitu seorang sosiolog pak Imam B. Prasodjo yang juga kawan pak Arief semasa jadi aktivis.
Sambutan Pak Anies Baswedan:
abuabbad.com 