Bismillaah wal hamdulillaah wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah….
Hari ini saya akan kembali berangkat ke kampus UHAMKA dalam rangka seleksi nominator Gender Award dari Pusat Studi Gender Dan Perlindungan Anak (PSGPA) Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. HAMKA (UHAMKA). Kemarin saya mendapatkan kabar bahwa saya lolos tahap selanjutnya yaitu semi final setelah sebelumnya para nominator (kategori) kepala sekolah sekitar 15 orang melakukan seleksi tahap 2. Pada seleksi tahap 2 beragendakan briefing, FGD (Focus Group Discussion), deskripsi diri, dan studi kasus. Menurut info dari panitia pada tahap semi final ini beragendakan FGD, studi kasus, dan presentasi tentang rencana aksi dan implementasi kesetaraan dan keadilan gender di sekolah sesuai tupoksi kepala sekolah. Dalam waktu 2 hari saya mempelajari lebih dalam tentang pengarusutamaan gender berikut analisis gender. Memang bukan hal yang asing bagi saya karena sejak kuliah sudah akrab dengan istilah gender ini namun tetap saja persiapan ini membutuhkan space waktu, tenaga dan pikiran yang cukup besar di samping tugas-tugas utama saya.
Gender Award sendiri adalah kegiatan pemberian penghargaan kepada dosen, guru, dan kepala sekolah yang telah memahami dan melaksanakan tugas fungsinya dengan menerapkan kesetaraan dan keadilan gender. Dengan kata lain, mereka sudah sangat memberikan akses, peran, kontrol dan manfaat untuk perempuan dan laki-laki secara adil dan setara menuju masyarakat Indonesia yang sensitive dan responsive gender. Adapun pemilihan nominator melalui dua model yaitu rekomendasi langsung dari dinas, sudin, pengawas, pimpinan universitas, fakultas dan prodi serta rekomendasi tidak langsung yaitu dari pakar, pemerhati, penggiat, praktisi pendidikan dan pusat studi gender. Dari model kedualah saya dinominasikan oleh kawan yang juga dosen dan praktisi pendidikan.
Penilaian yang diambil oleh juri dari tahap pertama sampai final cukup banyak dan lumayan berat. Diantaranya FGD, studi kasus, keaktifan peserta, sharing permasalahan gender, menjawab pertanyaan terbuka di kertas folio, deskripsi diri, mengisi gender checklist, presentasi dan membuat film singkat tentang gender. Dari kesemuanya akan terpilih satu orang masing-masing kategori guru, dosen, dan kepala sekolah sebagai penerima penghargaan Gender Award pada tanggal 5 Mei 2015 yang rencananya akan diserahkan langsung oleh Menteri Peranan Wanita dan Perlindungan Anak.
Pastinya pengalaman ini menambah banyak ilmu dan teman bagi saya sehingga bisa bermanfaat dalam mengembangkan program sekolah dan inovasi-inovasi di bidang pendidikan. Sharing antar peserta yang hebat-hebat dalam menjalankan profesinya baik sebagai guru, dosen, maupun kepala sekolah. Siapapun pemenangnya nanti tentunya kita ucapkan selamat dan semua nominator secara dejureĀ mereka menjadi focal point gender di lembaga masing-masing. Semoga bermanfaat. Amiin.
Berikut ini bahan presentasi saya: