abuabbad.com

Home » apah bae » Beda Guru Dulu Dan Sekarang Versi Penjaga Sekolah

Beda Guru Dulu Dan Sekarang Versi Penjaga Sekolah

Menulislah dan rasakan berkahnya

bhayusulis.guru-indonesia.net

Blog GeSchool

Pagi ini saya mendapatkan kesempatan berbincang dengan seorang penjaga sekolah yang justeru memiliki pandangan yang humanis. Ada pencerahan di dalamnya. Beberapa guru yang saya ajak bincang-bincang pun biasanya jarang berpendapat sepertinya. Begitu antusiasnya si bapak hingga semangat memaparkan beberapa contoh perbedaan guru dulu dan sekarang berbasis realita sederhana yang sering dia lihat setiap hari di sekitar sekolah yang dia jaga. Sebetulnya awal pembicaraan kami adalah murid namun – yang saya tangkap – menurut dia stressing pointnya pasti ada di guru. Pembicaraan ini pun tak disengaja karena awalnya saya hanya mengisi waktu ketika menunggu salah seorang kepala sekolah yang ingin menitipkan berkas ke dinas pendidikan (disdik).

Awalnya saya ingin berangkat ke dinas pendidikan untuk mengurus beberapa berkas sekolah lalu pengurus sub rayon SMS saya ingin menitipkan berkas juga yang ditujukan ke disdik. Lama saya tunggu di lokasi yang merupakan sekolah negeri dengan murid yang sangat banyak namun kepsek tersebut belum hadir padahal waktu sudah menunjukkan pukul 08.30. Daripada jenuh menunggu saya pun meningglkan ruang tunggu tamu dan menghampiri gerbang sekolah. Bertemulah saya dengan bapak penjaga sekolah dan langsung ngobrol dengan dialek Bekasi yang amat kental. Saat membuka pembicaraan tiba-tiba seorang siswa berseragam sekolah melaju kencang dengan motornya di depan gerbang. Si bapak pun langsung menyambar sambil bergumam, “tuh… bocah sekarang mah jam segini masih pada ugal-ugalan di jalan” , sambil mengarahkan pandangannya ke anak tersebut. Saya pun bertanya, “bocah sini tuh pak?” (anak murid sekolah ini itu pak?). Namun ternyata bukan siswa di sekolahnya melainkan sekolah lain yang kebetulan dekat. Saya pun mencoba menelusuri kegeraman saya melihat anak-anak berseragam masih pada kumpul di area luar sekolah yang dijadikan tempat parkiran motor, beberapa diantaranya saya lihat sedang asyik menghisap rokok.

“Itu kalo yang di parkiran sono bocah sini juga pak”, tanya saya ke penjaga sekolah tersebut. “kalo itu bocah sini tapi saya pulangin soalnya kagak bawa seragam lengkap, kayaknya sih pada ngumpul kagak pada pulang”. Saya pun mencoba memberikan saran kalau memang seperti itu seharusnya orang tua dihubungi dan dikabarkan kalau anaknya dipulangkan karena tidak tertib atau telat misalkan agar orang tua tahu kalau hari itu sebetulnya anaknya tidak berada di sekolah. Setelah itu berlanjutlah orbolan kami. Menurut penjaga sekolah tersebut fenomena kenakalan, ugal-ugalan dan tidak tertibnya anak-anak sekolah tidak terlepas dari faktor gurunya juga. “gimana anak mau tertib kagak pada keluar wara-wiri laaah gurunya aja datengnya pada semau-maunya, jamnya belom kelar udah pada pulang”, ucap si bapak sambil menunjukkan wajah geram ketika di hadapan kami baru saja tiba seorang guru tanpa basa-basi langsung masuk begitu saja.

Dia melanjutkan dengan membandingkan guru di jamannya waktu sekolah dulu. “Guru saya dulu kalau belum bel bunyi belum keluar kelas, kalau masih ada siswa waktu dia isi buat cerdas cermat di kelas kita. Guru sekarang bel masih jauh dia udah pulang aja, muridnya ditinggalin aja”, begitu menurutnya. Saya mencoba mengamini fenomena tersebut apalagi wajar kalau dia berasumsi seperti itu, setidaknya dia selalu mendapati siapa guru yang datang telat dan pulang lebih awal karena dia sendiri selalu stand by di pos jaganya sebelum jam 7 pagi dan pulang paling terakhir. “Itulah makanya guru sekarang mah cuma ngajar doang kagak ngedidik, kerjanya cuma ngajar terus pulang buru-buru kagak mau tau muridnya mo gimana-gimana juga.”, sambungnya sambil mempersilahkan tamu yang datang ke sekolah.

Begitulah sekelumit pendapat sang penjaga sekolah yang bagi sebagian guru tugasnya mungkin diabaikan tapi justeru keselamatan dan kelangsungan keberadaan sekolah ada di tangannya. Seorang penjaga sekolah yang sangat peduli dengan fenomena murid-murid jaman sekarang di tengah carut-marutnya problematika dunia pendidikan. Namun sayang belum sampai selesai bapak itu melanjutkan paparannya Hp saya berdering dan ternyata kepsek yang saya tunggu menelpon dan mengabarkan kalau ketemuannya di luar sekolah di lokasi dimana kepsek itu berada. Saya pun langsung pamit dengan penjaga sekolah tersebut. Sang penjaga sekolah pun mempersilahkan dan membukakan pagar sekolah sambil bergumam saat tahu saya tidak jadi bertemu di sekolah, “hetdah tuh orang (kepsek) lagunya…..” , ujar si bapak sambil geleng-geleng kepala.

   


Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: