Fenomena konflik (tawuran) di kalangan pelajar serta degradasi moral pelajar akhir-akhir ini kembali meresahkan masyarakat. Tak terkecuali masyarakat dalam dunia pendidikan, yang notabene sebagai basis kaum terpelajar justeru menjadi bagian dalam aktivitas anarkis dan asosial. Hal tersebut terjadi antara lain menurut para pakar bahwa usia-usia remaja adalah masa pencarian jati diri, lebih mendominasi sikap kesolidan/kesetiaan antar teman. Namun cara yang mereka gunakan salah.
Menyikapi fenomena tersebut, dalam rangka usaha preventif terhadap perkembangan masa remaja yang butuh figur, bimbingan dan dampingan dari para pendidik dan orang tua maka SMP Islam Mentari Indonesia melalui Wakasek Bidang Kurikulum dan Kesiswaan menyusun beberapa langkah dan program untuk mensinergikan karakter siswa yang diinginkan berdasarkan kurikulum keislaman yang integral. Salah satunya dengan kegiatan rutin berpuasa sunnah.
Kedepannya kegiatan puasa ini akan rutin dilaksanakan setiap hari Kamis, dan pengembangan kepada puasa 3 hari tiap bulan atau yang dikenal dengan istilah “shiyamul bidh”. Untuk kegiatan perdana ini para civitas akademika baik guru maupun siswa melaksanakan puasa sunnah hari Kamis, dan tiap bulan diadakan “ifthor jama’i” (buka puasa bersama).
Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan bisa mencegah serta meredam nafsu amarah dan kerusakan karakter yang bersumber dari internal diri. Di sisi lain kegiatan ini bisa mengalihkan atau mengarahkan kepada sesuatu hal yang baik, dimana usia remaja merupakan usia produktif dalam aspek psikologis baik itu emosi maupun biologis. Dengan demikian para siswa menjadi pribadi yang tahan uji, sabar, tidak cepat emosi, dan yang terpenting terhindar dari fikiran kotor. Sebagaimana hadits Nabi mengatakan salah satu kegunaan puasa adalah sebagai perisai atau benteng guna meredam hawa nafsu.