Penelitian Tindakan Kelas (PTK), bukan merupakan kata yang asing bagi saya, dan bukan juga barang yang aneh. Setidaknya hal tersebut lumrah karena saat kuliah dulu di Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta saya sudah menjumpai istilah PTK yang dalam istilah inggrisnya Class Action Research (CAR). Hanya saja butuh waktu lama untuk sampai ke bahasan PTK, karena hampir selama 1-4 semester masih berkutat pada bahasan Metodologi Penelitian Umum (Metopen) dan Metopen khusus Pendidikan. Bedanya lagi, semua masih pada tataran konsep umum. Selepas kuliah saya sempat ikut dosen (asistensi) dalam penelitian kwantitatif. Disitulah saya baru merasakan penelitian pada tataran praksis, pun untuk PTK saya sudah mengikuti pelatihannya kurang lebih 3 kali di luar kuliah. Tapi mengapa saya masih sangat excited untuk menggali wawasan dan info tentang PTK.
Untuk itulah saya menyempatkan waktu (mumpung libur) mengikuti workshop PTK yang diadakan oleh Prima Edutama Event Organizer bertempat di SMAN I Tambun Selatan, dengan pemateri langsung dari guru yang berpengalaman melakukan PTK bahkan membuat buku tentang PTK, yaitu Wijaya Kusumah, M.Pd dan Drs. Dedi Dwitagama, M.Sc. Ternyata hipotesa saya benar, bahwa workshop yang saya ikuti kali ini akan berbeda dengan workshop-workshop yang sebelumnya saya ikuti. Hal tersebut menjadi terasa sangat berbeda karena pematerinya langsung dari penulis buku Mengenal Penelitian Tindakan Kelas terbitan PT. Index yang juga pernah menjuarai lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat nasional. Kalau boleh saya persentasikan, workshop ini 80% praktek langsung dan hanya 20% paparan teori, prolog, epilog, dan sebagainya.
Bahkan yang membuat saya merenung sejenak untuk mengambil kesimpulan bahwa PTK itu mudah adalah dari hasil yang dicapai. Pada sesi pertama setelah pak Wijaya (Omjay) dan pak Dedi menyampaikan prolog, para peserta dibagi kelompok menjadi 12 kelompok masing-masing 12 guru perkelompok dan langsung ditugaskan mencari masalah dalam waktu kurang dari 20 menit. Hasilnya puluhan masalah dari tiap kelompok muncul. Selanjutnya dilanjutkan menentukan judul dengan menggunakan variabel “X” dan “Y” (masalah dan solusi) dalam waktu yang singkat juga.
Setelah break ishoma workshop dilanjutkan sesi selanjutnya yang merupakan kelanjutan dari sesi sebelumnya yaitu membuat draft proposal singkat dalam waktu 30 menit. Terrific.. mayoritas peserta mampu menyelesaikan draft proposal dalam waktu yang sesingkat itu (termasuk saya) dan kemudian dipresentasikan oleh beberapa peserta, karena kalau semua akan banyak memakan waktu. Peserta yang hadir mencapai 100 lebih guru dari mulai jenjang TK sampai SMA.
Walhasil, itulah PTK, mudah dan menyenangkan jika dilakukan dengan pemahaman yang benar. Mudah karena PTK beda dengan skripsi dan penelitian kwantitatif, menyenangkan karena dengan PTK kita juga bisa menyelami peserta didik dan menemukan upaya atau solusi dari masalah yang ada di kelas. Jika diibaratkan dalam dunia medis, ada penyakit-pasien-obat. Penyakit adalah problem di kelas yang diidentifikasi sebagai masalah, pasiennya adalah peserta didik, dan obatnya adalah PTK.
Itulah sekelumit pengenalan PTK secara global bagi guru-gur yang belum sama sekali mengenal PTK. Dengan PTK diharapkan guru juga mampu meningkatkan kreatifitas menulis dan mengembangkan kegiatan pembelajaran. Bukan hanya sebagai kewajiban “formalitas” bagi PNS untuk kenaikan pangkat, melainkan profesionalitas guru sebagai pendidik untuk pengembangan pembelajaran. Mengutip istilah Omjay, mau PTK yang jalan haram atau jalan halal. Jalan haram cukup dengan calo dan bayar, jalan halal adalah melakukannya dengan benar dan sesuai kenyataan, itu lebih berkah. Di sesi akhir refleksi seperti biasa selalu diexplorkan kepada audience sebagai evaluasi dan apresiasi terhadap kegiatan ini. Komentar para audience mengindikasikan bahwa PTK memang sangat diperlukan bagi para guru, sebagian mereka baru mengenal, bahkan masih ada yang apatis terhadap PTK.
Sebagai penutup, saya sempat ngobrol dengan teman guru yang juga blogger dan ketemu di kegiatan ini (semi kopdar), dan saya katakan, “kalau dalam waktu 30 menit aja kita udah bisa nyelesain draft proposal, pasti kita juga bisa melakukan PTK sampai tahap akhir pelaporan”.
Photo-photo: Dokumen Pak Dedi
Wow liputan yg lengkap dan luar biasa
Salam
Omjay
thanks Omjay.. trslah berkreasi utk pendidikan kita lbh baik.. Salam Guru Blogger..
mantab, pak bayu! 🙂
siip.. mantab juga bu Nunung.. ntr kita kopdar lg sekelompok..heee…
siap pak bayu! diatur aja! biar bisa sharing bikin PTK nya! 🙂